(Oleh: Selviana, siswi kelas XII Bahasa)

Tahun 2023 ini salah satu guru PAI seniior MAN 4 Jakarta mengahiri masa baktinya. Tepatnya di bulan Juni guru mulia tersebut purnabakti.

Beliau, seorang Kiai di MAN 4 Jakarta, Ahmad Nawawi atau yang kerap disapa ustadz Nawawi, lahir di Pati, 26 Juni 1963. Nawawi kecil memulai pendidikannya di salah satu SDN kota Pati Jawa Tengah dan lulus pada tahun 1976.

Setelah lulus dari pendidikan dasarnya, beliau memutuskan untuk mondok di salah satu pondok pesantren masih di daerah Pati. Di sana pula beliau menyelesaikan pendidikan menengah pertama dan menengah atas tepatnya di MTs dan MA pada tahun 1986.

Setelah lulus dari pesantren, ustadz Nawawi hijrah ke ibu kota. Selain untuk memperluas wawasan kepindahannya ke Jakarta juga untuk melanjutkan pendidikan tingginya di IAIN Jakarta fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama dan lulus pada tahun 1994. Tidak berhenti sampai di situ, merasa ilmu yang dimilikinya masih kurang ustadz Nawawi kembali melanjutkan pendidikannya di kampus yang sama. Namun, saat itu IAIN telah berubah menjadi UIN. Di UIN beliau mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Islam dan meraih gelar magister pada tahun 2007.

Bagi beliau, menjadi guru adalah salah satu bentuk dakwah. Kepercayaan sekaligus kesempatan menjadi guru pada saat beliau masih menjadii santri menjadi pengalaman yang sangat besar dan berarti baginya. Pengalaman lain beliau dapatkan dengan menjabat sebagai Kepala Madrasah di Madrasah Al-Qur’aniyah Jakarta di usianya yang masih terbilang muda. Selain itu beberapa sekolah di Jakarta juga telah menjadi saksi perjalanan pengabdian dirinya sebagai seorang guru, tepatnya dari mulai tahun 1986-1995.

Selain berkecimpung di dunia pendidikan formal, Ustadz Nawawi tidak lupa meluaskan dakwahnya juga dengan mendirikan dan membina beberapa majlis ta’lim di sekitar tempat tinggalnya. Seperti Majlis Ta’lim Lansia Bina Insani, Majlis Ta’lim Darul Falah, Majlis Ta’lim Al-Falah, Majlis Ta’lim Darul Mu’minin, dan Majlis Ta’lim Yayasan Dian Al-Mahri. Bahkan, sesuatu yang luar biasa yang Allah berikan pada beliau manakala beliau dipercaya dan ditugaskan sebagai Pembimbing Ibadah Haji KBIHU Dian Al-Mahri dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kemenag RI.

Tahun 2000 menjadi awal kali beliau bergabung sebagai guru di MAN 4 Jakarta Selatan. Di MAN 4 ini beliau mengampu beberapa bidang mata pelajaran seperti Bahasa Arab, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, dan Fikih.

Selain bertugas sebagai guru, ustadz Nawawi juga berperan aktif aktif dalam memajukan MAN 4 Jakarta melalui struktural dengan menjabat sebagai Ketua DKM Masjid Darul Falah, Wakil Ketua Pembangunan Masjid Darul Falah MAN 4 Jakarta, Wali kelas, Direktur Asrama, Wakil Kepala Bidang Asrama, Koordinator Asrama, Ketua MGMP Agama, Tim Penilai PPG, dan Pembina Ekstrakurikuler Hadroh dan Rohis. Hal ini membuktikan bahwa beliau bukan hanya sosok guru yang dibutuhkan oleh siswanya tetapi juga berdedikasi terhadap organisasi.

Selama kurang lebih 39 tahun mengajar, telah banyak lika-liku yang beliau hadapi. Baginya, seorang guru haruslah selalu bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan zaman, baik dalam teknologi maupun kurikulum. Jika seorang guru tidak pandai menyesuaikan situasi dan kondisi yang tidak nyaman baginya maka itu akan menjadi suatu permasalahan baru di kemudian hari. Menurut beliau juga, guru yang cerdas adalah guru yang selalu berinovasi untuk memberikan pengalaman belajar yang optimal kepada anak didiknya. Oleh karenanya menjadi guru adalah pekerjaan yang menyenangkan apalagi mengajar anak-anak karena sejatinya semua murid tidak ada yang bodoh. Mereka, para siswa memiliki kecerdasan di bidangnya masing-masing.

Selama mengajar di MAN 4 Jakarta beliau merasa bahagia dan nyaman karena anak-anak di sana memiliki berbagai macam karakter dan bakat minat yang juga berbeda satu sama lain. Keluarga besar MAN 4 juga luar biasa, memiliki kerja sama yang baik, kekeluargaan yang utuh, saling menolong dan mengingatkan satu sama lain.

Pada akhirnya, selama 23 tahun beliau mengajar di MAN 4  Jakarta telah menjadi salah satu perjalanan hidup yang tidak akan pernah beliau lupakan. Beliau sangat berharap jika program yang baik diteruskan dengan berinovasi menambahkan program guna meningkatkan kwalitas MAN 4 Jakarta.

Semoga civitas MAN 4 Jakarta dapat terus bersinergi dan menjadi lebih maju. Itulah harapan sekaligus doa bagi tempat yang menjadi bagian terakhir dari perjalanan mengajar sang kyai, Ahmad Nawawi.