Ditulis oleh: Selviana. A (XI Bahasa) / KJS

MAN 4 Jakarta Selatan, tahun pelajaran 2022/2023 ini melepas dua guru terbaik yang telah paripurna menjalankan tugas. Salah satunya adalah, Ibu Dra. Yusneli, M.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Ibu Yusneli Nasri atau yang kerap disapa Bu Yusneli lahir di tempat mendiang bapak wakil presiden pertama Indonesia, yakni di Bukittinggi, 24 April 1963. Merupakan anak ke-7 dari 13 bersaudara yang berasal dari keluarga pedagang sederhana di Kaki Gunung Singgalang. Pendidikan pertamanya ditempuh di SD Bukittinggi lalu melanjutkan di MTsN 3 Pondok Pinang dan berlanjut di MAN 4 Jakarta (dulu PGAN 28).

Perjalanan awal Ibu Yusneli hingga bisa sampai ke Jakarta dimulai sejak beliau kecil. Perjalanan yang bukan sembarang sebuah cerita perjalanan biasa karena perpindahan beliau disebabkan oleh musibah yang silih berganti menimpa keluarga. Keadaan hidup yang sulit membuat kondisi sang ibu beliau terpuruk. Setelah memutuskan untuk hijrah, akhirnya Ibu Yusneli muda memilih untuk merantau di Jakarta Selatan demi melanjutkan pendidikannya atas saran dari kakak laki-lakinya. Akhirnya, ibu Yusneli dimasukkan ke asrama PGAN 28 dengan awal ketidakyakinan mengingat ekonomi keluarga saat itu.

Setelah lulus dari PGAN 28, Ibu Yusneli mengikuti tes di IAIN dan IKIP. Atas izin-Nya, beliau lulus sampai tamat mencapai sarjana di IAIN. Setelah satu tahun kuliah, beliau dipanggil oleh ibu asrama dan ditunjuk sebagai kakak Asrama. Di tempat inilah beliau ditempa hingga menjadi sosok yang luar biasa seperti sekarang. Hal itulah yang kemudian menjadi rutinitas sehari-hari selagi beliau menjalani kuliah. Beliau kemudian menjadi guru honorer di MAN 4 selama setahun. Akhirnya, beliau resmi diangkat menjadi PNS setelah mengikuti tes untuk yang keempat kalinya pada tahun 1994. Tahun 2011 melanjutkan kembali S2-nya di UHAMKA dengan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia yang Alhamdulillah juga lulus tepat waktu di tahun 2012.

Beliau mengaku bahwa sebelumnya tidak pernah terlintas sama sekali dalam benaknya untuk menjadikan guru sebagai profesi. Beliau benar-benar mengikuti saran dan arahan dari sang abang. Alasannya, karena pada waktu itu profesi guru sangat dibutuhkan dan sang abang percaya kalau adiknya sangat cocok menjadi guru. Pada saat itu beliau diminta untuk menggantikan salah seorang guru Bahasa Indonesia. Pada saat itu, beliau benar-benar menjalani arus kehidupannya dengan sangat ikhlas, persis seperti apa yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya. Menjalani serangkaian takdir Ilahi dengan sepenuh hati. Hingga buah manisnya, beliau sudah berhasil menjadi sarjana.

Terhitung sudah 29 tahun beliau menjalankan profesinya sebagai Pegawai Negeri di MAN 4. Pijakan awal hingga beliau pensiun, dari masa bapak Drs. H. Daud tahun 1992-1994 sebagai Kepala Madrasah pertama sampai terakhir Pak Aceng Solihin S.Pd.I., M.A. 2019-2023.

Selama menggeluti di dunia Pendidikan, Bu Yusneli sudah mendapatkan Satya Lencana sebagaimana guru pada umumnya yang telah menginjak 10 tahun masa ajar. Sertifikat dan lencana pertama didapat pada masa SBY dan lencana kedua pada masa Bapak Joko Widodo. Yang mana penghargaan ini menjadi sesuatu yang berharga untuk meningkatkan kredit beliau sebagai guru. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD daerah Rempoa.