Oleh: Herlin Suswati ~


Pemerintah pernah merevisi kurikulum dan memunculkan berbagai istilah terkait pendidikan karakter. Namun demikian pada hakekatnya kurikulum tersebut mempunyai mempunyai tujuan yang sama yaitu terbentuknya karakter pada diri para siswa. Kebijakan pemerintah ini dikejawentahkan di berbagai sekolah   dengan caranya masing-masing. Madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan yang ada di negeri ini, selalu mendukung dan mengaplikasikan   kebijakan  tersebut.

Sekolahku adalah sebuah institusi yang menyandang nama Madrasah. Madrasah adalah sebuah institusi pendidikan di bawah Kementerian Agama. Muatan  kegamaaan di madrasah lebih padat dan beragam. Ada sekitar 20 JP setiap minggu.

Mata pelajaran terkait keagamaan dibagi 2 kategori yaitu untuk kelas jurusan umum  (IPA, IPS, BAHASA) dan jurusan Keagamaan. Sebagian mata pelajaran jurusan keagamaan diantaranya Ilmu Hadis Peminatan, Al Quran Hadis, Bahasa Arab Peminatan (Sastra Arab), Bahasa Arab Umum, Sejarah Kebudayaan Islam. Ilmu Tafsir peminatan, Ushul Fikih, fikih dan Akidah Akhlak, serta Tahfiz.

Dengan beragam mata pelajaran terkait bidang keagamaan, diharapkan mampu membekali para siswa dengan ilmu yang berimbang di sisi duniawi dan akhirat. Lebih jauh terbentuknya karakter siswa yang kuat karena didasari oleh ilmu yang tepat.

Namun demikian karakter siswa tidak terbentuk secara otomatis dengan mempelajari beragam ilmu keagamaan yang mayoritas hanya berisi teori saja. Karakter harus ditumbuhkan dengan melakukan kegiatan pembiasaan rutin. Pembiasaan rutin pun harus dirancang, dikelola dengan baik dan diawasi serta dikontrol agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Pada akhirnya terbentuk karakter baik dalam diri para siswa.

Di Madrasah Aliyah Negeri 4 (MAN 4) Jakarta, ada dua hal yang berbeda terkait kegiatan pembiasaan untuk pembentukan karakter. Kegiatan tersebut dibagi 2 fase yaitu ketika masa sebelum pandemi covid 19 dan selama pandemi covid 19.   

Sebelum pandemi, Madrasah sudah merancang kegiatan pembiasaan terkait pembentukan karakter ini. Kegiatan ini dilakukan mulai pukul 06.30 s.d. 07.00 WIB. setiap hari efektif sekolah yang terdiri dari tahfidz, tadarus, dhuha (TTD), tahlil dan literasi.

Kegiatan TTD berlangsung hari senin, selasa dan rabu. Literasi dilakukan pada hari kamis dan tahlil pada hari jumat. Seluruh civitas akademika madrasah terlibat dalam kegiatan pembiasaan pagi ini.   

Kegiatan TTD  dibagi ke dalam 2 aktivitas yang berbeda. Aktivitas pertama para wali kelas memandu membimbing, memantau, memonitor dan menerima setoran hafalah surat al quran dari para siswa sebagaimana yang sudah ditargetkan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam  kelas masing-masing atau di dalam masjid.

Gambar 1. Suasana pembiasaan pagi sebelum pandemi covid

Selesai tahfidz, dilanjutkan dengan sholat dhuha di masjid. Biasanya para guru berada di belakang barisan siswa untuk memonitor dan mengikuti kegiatan ini. Sementara tim guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) secara bergiliran memandu di depan barisan.

Saat  pandemi covid 19 merebak, kegiatan pembiasaan pagi tetap dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting dengan jadwal dan petugas yang sudah ditentukan. Petugas biasanya terdiri dari 1 pembawa acara, 1 pemandu acara, host zoom, 3 siswa membaca tilawah, 1 siswa memberikan ceramah singkat dan 1 siswa sebagai pembaca doa.

Gambar 2. Flyer pembiasaan pagi 

Berikut gambar kegiatan pembiasaan pagi yang dilakukan di masjid. Kegiatan dilakukan ketika sudah ada kebijakan dari sekolah untuk melakukan kegiatan Pembelajaran Tata Muka (PTM) yang di mulai pada bulan Januari 2022.

Gambar 3 dan 4 . Tahfidz putra dan putri

Gambar 5. Sholat Dhuha

Begitupun dengan kegiatan literasi. Saat sebelum pandemi, teknis pelaksanaan literasi yaitu pertama siswa membaca secara bersama masing-masing buku yang sudah ditentukan kriterianya oleh tim literasi selama 15 menit. Setelah itu siswa menuliskan kembali apa yang telah dibaca di atas selembar kertas folio bergaris selama 15 menit juga.

Jika sudah selesai para siswa mengumpulkan hasil tulisannya di dalam mapnya masing-masing. Setiap level kelas mengumpulkan map dengan warna yang berbeda. Pada akhirnya tim literasi yang terdiri dari para guru akan menerima semua map literasi dari seluruh siswa untuk diapresiasi.

Saat pandemi covid 19, kegiatan literasi tetap dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting dengan jadwal dan petugas yang sudah ditentukan.

Gambar 6. Flyer Literasi

Pembentukan karakter para siswa yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan rasa kebangsaan dan menanamkan kecintaan kepada tanah air dengan cara melakukan upacara bendera secara rutin setiap senin pagi. Berikut foto kegiatan upacara bendera saat pandemi covid 19 saat sudah diberlakukan PTM.

Gambar 7. Upacara Bendera Senin

Pada akhirnya kegiatan pembiasaan yang dirancang dengan baik dan dilaksanakan secara berkelanjutan akan menumbuhkan karakter kuat bagi siapapun. Jika kita sebagai anak bangsa mempunyai karakter yang kuat maka kita akan  menuju bangsa yang hebat.


Profil Penulis

Herlin Suswati adalah pendidik yang mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di MAN 4 Jakarta sejak tahun 1998.   

Pendidikan S-1 Jurusan Tarbiyah (Pendidikan) Bahasa Inggris, di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat – Jakarta. Menyelesaikan pendidikan S-2 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung atas biaya Negara (Beasiswa) dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Tujuh buah buku antologi berhasil dia luncurkan sejak Mei 2021 sampai dengan Februari 2022. Berhasikan menerbitkan buku solo perdana berjudul “Belajar Menulis Mulai Dari Nol” pada Bulan Maret 2022.