Ibu Titi, begitu civitas akademika MAN 4 Jakarta memanggilnya, merupakan seorang guru BK (Bimbingan Konseling) senior terbaik yang MAN 4 Jakarta miliki. Putri dari pasangan dari Alm. Bapak Mitro dan Almh. Ibu Sukinah ini lahir di Candi, sebuah desa di kota Sragen pada 20 Juni 1964.

Beliau merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN Bentak 1 Sragen dan lulus pada tahun 1977. Masih di kota yang sama, beliau menamatkan pendidikan menengah di SMP 1 Masaran pada tahun 1981. Selanjutnya, beliau meneruskan ke SPGN (Sekolah Pendidikan Guru Negeri) Demak, Jawa Tengah dan lulus pada tahun 1984. Merasa masih haus akan ilmu, beliau pun melanjutkan ke bangku kuliah, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan berhasil lulus pada tahun 1989.

Bu Titi mengaku, bahwa beliau sudah memiliki ketertarikan untuk mengajar sejak kecil. Menjadi anak sulung perempuan sekaligus figur kakak bagi adik-adiknya, membuat beliau terbiasa untuk menyelesaikan tugas keluarga dan hal lainnya. Berangkat dari situ, tumbuhlah perasaan senang ketika membantu orang lain. Inilah yang kemudian melatarbelakangi beliau untuk memilih Sekolah Pendidikan Guru (SPG) setelah lulus SMP.

Namun, perjuangan beliau untuk menjadi guru belum selesai. Bu Titi Muda yang bertubuh kecil membuatnya belum bisa terjun untuk mengajar. Beliau tak lantas berputus asa. Atas dorongan semangat dari pamannya, beliau pun diberi motivasi untuk melanjutkan kuliah dengan mengambil fakultas psikologi.

Selang setahun kemudian beliau menyelesaikan Pendidikan tingginya dan memulai karier mengajarnya sebagai guru BK di SMEA PB Sudirman Jakarta Timur 1990 – 1993. Dan tepat di bulan Maret 1994, beliau memulai pengabdiannya di MAN 4 Jakarta seiring dengan pengangkatannya sebagai PNS.

Sebagai guru BK, Bu Titi berupaya penuh untuk menjalankan tugasnya sebagai pembimbing dan pendamping siswa, khususnya pendampingan dan pembimbingan secara mental. Beliau banyak melakukan pendekatan psikologis dan sangat tidak setuju dengan asumsi banyak orang yang menyebut guru BK sebagai polisinya Madrasah.

Walhasil, Bu Titi dikenal sebagai guru yang dekat dengan para muridnya. Sifatnya yang lemah lembut, penyayang, dan penyabar, membuat murid-muridnya yang berkonsultasi dengan beliau merasa sangat dihargai. Berbagai karakter dan latar belakang siswa dengan permasalahan yang berbeda-beda sudah pernah beliau dampingi. Beliau sangat bahagia ketika berhasil membimbing anak-anak dengan baik, sebab keberhasilan itulah yang menjadi salah satu penunjang tercapainya proses dan hasil belajar yang maksimal.

Tahun 2024 ini, tepat 30 tahun Bu Titi mengabdikan diri di MAN 4 Jakarta. Banyak kenangan yang tertoreh pada sebagian besar hidupnya. Tidak hanya berkenaan pada konseling, tetapi pada banyak kisah lainnya. Tak terkecuali pengalamannya ketika menjadi Ketua Panitia PPDB. Saat itu, tepat pertama kali MAN 4 Jakarta membuka kelas internasional.

Pengalaman lainnya adalah Ketika beliau menjadi Ketua PDSS dimana waktu itu untuk pertama kalinya pula LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) menarik data langsung dari EMIS (Education Management Information System). Kedua tugas tersebut beliau lakukan dengan penuh perjuangan yang tentunya sangat menguras energi.

Sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dalam dunia pendidikan, Bu Titi pun pernah meraih beberapa penghargaan. Beberapa penghargaan tersebut ialah penghargaan sebagai Guru Senior Teladan tahun 2018, penghargaan 10 tahun mengabdi sebagai ASN yang ditandatangani oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan penghargaan 20 tahun mengabdi sebagai ASN yang ditandatangani oleh Bapak Presiden Joko Widodo.

Kini, sudah saatnya beliau menyelesaikan pengabdiannya sebagai pendidik di MAN 4 Jakarta. Beliau berharap semoga MAN 4 Jakarta semakin maju dan berprestasi, baik di kancah nasional maupun di kancah internasional. Lebih dari itu, beliau juga berpesan untuk seluruh civitas akademika MAN 4 Jakarta untuk selalu menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik agar tetap solid. (@journalistman4/KJS)