Seluruh guru MAN 4 Jakarta mengikuti In-house Training via Zoom yang diadakan selama 4 hari, yaitu pada hari Selasa, Kamis, Jumat dan Sabtu, 17-21 November 2020 setiap pukul 13.00 WIB – 16.00 dan pukul 09.00 – 12.00 WIB pada hari sabtunya. Kegiatan ini digelar oleh MAN 4 Jakarta bekerja sama dengan lembaga yang didirikan Yayasan Hasnur Centre, Highly Functioning Education Consulting Services (HAFECS). Materi yang diangkat yaitu mengenai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) terutama mengenal dan membuat soal AKM yang bersandar pada numeric dan literasi serta pendidikan karakter.

Adapun trainer dalam kegiatan ini yaitu bapak Dr. (Cand) Zulfikar Alimuddin, B.Eng., M.M, Danang Bagus Yudistira, S.Si., M.Sc, Randi Ahmad Irwanto, S.Pd, Ubaidillah, S.Pd dan Yudhistira Abdi Atmanegara, S.Si.

Dalam setiap pertemuan, training berjalan dengan interaktif. Tidak hanya teori, tapi guru-guru juga diminta untuk mempraktikan dan menampilkan soal-soal AKM yang dibuat berdasarkan bidangnya masing-masing.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan salah satu gebrakan yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim melalui program Merdeka Belajar. Setelah UN 2020 ditiadakan karena dampak Pandemi Covid, tahun 2021 UN akan diganti menjadi Asesmen kompetensi Minimum dan survei karakter. AKM ini dapat menjadi penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur kemampuan minimal siswa seperti kemampuan membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata.

AKM berisi materi yang meliputi tes kemampuan literasi, numerasi dan pendidikan karakter. AKM diharapkan dapat memperbaiki budaya belajar, tidak ada dikotomi antara mata pelajaran UN dan mapel non UN, tidak ada mata pelajaran utama dan pelengkap, tidak ada percepatan materi atau bimbingan intensif serta meningkatkan proses pembelajaran. 

Dengan mengikuti In-House training AKM, diharapkan guru MAN 4 Jakarta dapat menerapkan dan mensosialisasikannya dalam  pembelajaran. Dengan demikian, terbangun daya nalar peserta didik sehingga kemampuan minimal yang dimiliki dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Peserta didikpun memiliki wawasan yang luas karena terbiasa berliterasi dan memiliki kemampuan berhitung yang mumpuni. 

(ADM)