Jakarta Selatan, 23 Oktober 2025 — Tiga dosen dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di MAN 4 Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Oktober 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para murid mengenai identifikasi bahan pangan dari produk Jepang dan Tiongkok yang memiliki potensi bersinggungan dengan titik kritis kehalalan.
Kegiatan ini diikuti oleh murid kelas XI Program Cambridge MAN 4 Jakarta Selatan. Para peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan yang memadukan aspek kebahasaan dan budaya dengan isu penting terkait kehalalan produk pangan global. Dalam era globalisasi, pengetahuan mengenai asal-usul bahan makanan dan proses produksinya menjadi penting, terutama bagi masyarakat Muslim yang harus selektif terhadap produk impor.

Tim dosen UAI terdiri dari tiga pengajar lintas bahasa dan budaya, yakni Fazlur Rahman, S.Pd.I (dosen Bahasa Arab), Feri Ansori, S.S., M.Ed (dosen Bahasa Mandarin), dan Vera Yulianti, S.S., M.A (dosen Bahasa Jepang). Ketiganya berkolaborasi memberikan materi yang tidak hanya bersifat linguistik, tetapi juga kultural dan etis. Mereka menyoroti bagaimana bahasa dan budaya dapat membantu dalam memahami label produk, istilah bahan makanan, dan konteks sosial pembuatannya.
Dalam pemaparannya, Vera Yulianti menjelaskan beberapa bahan pangan khas Jepang seperti mirin, sake, dan dashi yang perlu diwaspadai karena dapat mengandung unsur tidak halal. Sementara itu, Feri Ansori mengulas sejumlah produk dari Tiongkok yang memiliki risiko serupa, seperti penggunaan gelatin dan flavor enhancer yang belum jelas sumbernya. Fazlur Rahman kemudian menutup sesi dengan perspektif keislaman mengenai pentingnya halalan thayyiban dalam konsumsi sehari-hari.
Selain paparan materi, kegiatan ini juga diisi dengan sesi tanya jawab dan studi kasus. Para murid diajak untuk menganalisis label produk makanan impor, mengidentifikasi bahan-bahan yang berpotensi tidak halal, serta memahami cara mencari informasi yang benar terkait sertifikasi halal internasional. Diskusi berlangsung interaktif dengan banyak pertanyaan menarik dari peserta yang menunjukkan minat besar terhadap tema ini.

Kepala MAN 4 Jakarta Selatan menyampaikan apresiasinya atas kunjungan dan kontribusi dosen-dosen UAI. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat relevan dengan kebutuhan murid program Cambridge yang banyak bersentuhan dengan produk global. “Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut agar para murid dapat memiliki wawasan internasional tanpa melupakan nilai-nilai keislaman,” ujarnya. Ia juga menambahkan harapannya agar ke depan dapat terjalin kerja sama lain dengan Universitas Al Azhar Indonesia, baik dalam bidang bahasa, kebudayaan, maupun pembinaan karakter murid-murid.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, Universitas Al Azhar Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam penyebaran ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kebudayaan dan etika konsumsi. Kolaborasi antara dunia akademik dan pendidikan menengah seperti ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran generasi muda terhadap pentingnya mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai moral dan keagamaan.