MAN 4 Jakarta Selatan (26/08/2025) – Peserta didik MAN 4 Jakarta Selatan baru-baru ini mempraktikkan pelajaran kimia dengan materi faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode praktikum yang dipandu langsung oleh Fitra Hidayani, S.Pd., selaku guru kimia. Pembelajaran ini juga mendapat dukungan penuh dari Kepala MAN 4 Jakarta Selatan, Wido Prayoga, M.Pd., yang menekankan pentingnya pengalaman belajar yang tidak hanya kognitif tetapi juga menyentuh aspek afektif dan spiritual.

Sebelum praktikum dimulai, para siswa diajak untuk berdoa bersama sebagai bentuk nilai cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Berbasis Cinta yang menekankan bahwa belajar bukan sekadar transfer ilmu, melainkan juga membangun kesadaran spiritual, relasi penuh kasih, dan penghargaan terhadap kehidupan. Suasana yang penuh kehangatan ini menjadi pondasi awal bagi siswa untuk belajar dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang terbuka.

Pelajaran kimia sering kali dianggap sulit karena sarat dengan konsep-konsep abstrak, termasuk topik mengenai laju reaksi. Oleh karena itu, metode praktikum dipilih agar siswa dapat mengalami secara langsung proses ilmiah yang mendasari perubahan reaksi kimia. Dengan mengamati, mencatat, dan menganalisis, siswa diharapkan mampu memahami konsep yang kompleks dengan lebih mudah dan menyenangkan.

Sejak awal, suasana pembelajaran dibangun dengan sapaan hangat, motivasi, serta penekanan nilai kerja sama. Hal ini sejalan dengan Kurikulum Berbasis Cinta yang menempatkan siswa bukan hanya sebagai penerima pengetahuan, tetapi juga sebagai pribadi yang berharga. Guru berperan bukan sekadar pengajar, melainkan juga pendamping yang membimbing dengan kasih dan kepedulian.

Selama praktikum, para siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan penuh antusias. Mereka mengamati berbagai percobaan sederhana untuk melihat pengaruh faktor-faktor tertentu terhadap laju reaksi. Beberapa kelompok sempat mengalami kesalahan dalam percobaan, namun hal itu justru menjadi kesempatan untuk belajar saling membantu, memperbaiki, dan mendukung teman. Situasi ini menumbuhkan budaya kolaborasi yang sehat dan penuh kepedulian.

Nilai cinta tampak nyata dalam proses pembelajaran. Siswa tidak takut salah, berani mencoba, dan saling mendukung satu sama lain. Praktikum yang awalnya hanya ditujukan untuk memahami konsep kimia, akhirnya berkembang menjadi ruang pembelajaran yang juga melatih empati, kerja sama, serta rasa tanggung jawab antarindividu dalam kelompok.

Menurut refleksi guru, penerapan metode praktikum yang dipadukan dengan Kurikulum Berbasis Cinta mampu menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna. Siswa tidak hanya memahami faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi, tetapi juga belajar menghargai ilmu, menghormati teman, dan menerima dirinya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa sains dapat menjadi media untuk menumbuhkan keterampilan berpikir sekaligus menumbuhkan hati yang penuh kasih.

Dengan adanya pembelajaran yang dirancang secara humanis ini, MAN 4 Jakarta Selatan berharap dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter, peduli, dan memiliki kesadaran spiritual yang kuat. Praktikum kimia kali ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan bisa dipelajari dengan hati, sehingga pembelajaran menjadi utuh dan bermakna.

Silakan Hubungi Kami