MAN 4 Jakarta Selatan (19/6/2025) Pada hari Kamis, 19 Juni 2025 MAN 4 Jakarta kembali mengadakan agenda rutin Forum Komunikasi Santri (FORKANTRI) yang diselenggarakan di ruang Multimedia MAN 4 Jakarta. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan FORKANTRI dengan topik pembahasan yang sangat baik dan bermakna bagi para santri.

Kegiatan ini mengundang Benny Herlana, seorang Dosen Psikologi UIN dan UII Yogyakarta. Ada banyak sekali pencapaian yang telah beliau raih, yaitu S1 dan S2 Psikologi UGM-Beasiswa Hadipranata Award, S3 Psikologi UIN Jakarta-Beasiswa MORA, mendapatkan anugerah Hamengkubuwono Pearl (2005), Satya Karya Lencana 15 tahun, dan menjadi trainer serta HR di banyak perusahaan besar.

Kegiatan FORKANTRI ini bertujuan untuk memberikan skill kepemimpinan kepada para santri kelas XI. Selain itu dengan mengundang narasumber Dosen Psikologi, para santri dapat melihat skill kepemipinan dari sisi psikologi, dan narasumber dapat memberikan tips mengasah dan meningkatkan skill kepemimpinan

Kegiatan ini diawali dengan Benny memberikan pengenalan figur kepemimpinan dari tokoh-tokoh penting di masa lalu, seperti Muhammad Al-Fatih, Genghis Khan, dan Adolf Hitler. Benny menjelaskan bagaimana sifat dan keteladanan dari tokoh-tokoh tersebut yang baik dan patut dipelajari di masa kini.
Benny kemudian menjelaskan tentang psikologi kepemimpinan dalam organisasi pelajar, termasuk bagaimana cara membangunnya secara efektif. Ia juga menekankan pentingnya membentuk jiwa kepemimpinan sejak dini, karena akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pribadi dan lingkungan sekitar.
Tak hanya itu, Benny juga menyinggung paradigma kepemimpinan masa kini. Menurutnya, seorang pemimpin tidak selalu identik dengan jabatan formal, melainkan lebih kepada soal amanah dan tanggung jawab moral. Ia menyebutnya dengan istilah “tanggung gugat”. Karena ia menganggap bahwa pemimpin harus memimpin dan menanggung hingga digugat, bukan hanya sekedar menjawab.
“Pemimpin tidak selalu identik dengan jabatan tertentu, melainkan soal amanah dan tanggung jawab. Namun, saya lebih suka menyebutnya tanggung gugat,” ujar Benny.
Selanjutnya, Benny membahas lebih dalam mengenai Leadership Mentality. Ia memaparkan definisi Leadership Mentality, perbedaannya dengan Leadership Skill, serta menjelaskan komponen-komponen utama yang membentuk mentalitas kepemimpinan. Tak ketinggalan, ia juga menguraikan ciri-ciri seseorang yang memiliki Leadership Mentality dan memberikan contoh situasi nyata yang membutuhkan pola pikir kepemimpinan tersebut.
Menutup pembahasannya, Benny menekankan bahwa mentalitas pada dasarnya adalah cara seseorang dalam berpikir, terutama dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah secara kreatif. Ia menyebut pola pikir ini sebagai thinking out of the box.
“Mentalitas lebih kepada cara berpikir kita. Bahasa sekarangnya, yaitu thinking out of the box, cara berpikir yang berfokus pada pencarian solusi,” ujar Benny.
Pada akhir sesi FORKANTRI, Benny memberikan kesimpulan menegaskan pentingnya leadership mentality dan leadership mentality bisa dibangun dari organisasi pelajar. Benny menutup FORKANTRI dengan memberikan 3 motivasi terkenal dari Ki Hahar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah membangun semangat), dan Tut Wuri Handayani (Di belakakang memberikan dorongan).

Pewarta: Muhammad Rafif Ramadhan, XI-4, Anggota Div. Informasi dan Kerjasama, OSA.
Penyunting: Muhammad Afif Hawwari, XI-3, Koor. Div. Informasi dan Kerjasama, OSA.

Silakan Hubungi Kami