(Ditulis oleh Selviana kelas XII Bahasa)
Salah satu dari empat guru MAN 4 Jakarta yang menyelesaikan tugas bhaktinya adalah bapak Muhammad Belya.
Muhammad Belya atau yang akrab disapa dengan Pak Belya lahir pada tanggal 30 Juni 1963. Beliau salah satu guru senior mata pelajaran Fisika di MAN 4 Jakarta dan dikenal sebagai sosok guru yang ramah, tegas dan disiplin terhadap kawan sejawat maupun murid-muridnya.
Awal pendidikan Pak Belya ditempuh di SDN 06 Pondok Pinang pada tahun 1975. Pendidikan menengah pertama beliau tempuh di dua sekolah yang berbeda, SMPN 87 Jakarta selama kurang lebih dua tahun dan SMPN 98 dalam satu tahun. Setelah lulus SMP di tahun 1979 pak Belya muda memasuki jenjang menengah atas di SMAN 37 Jakarta dengan memilih jurusan IPA dan berhasil lulus di tahun 1982. Pendidikan tinggi beliau tempuh di UPN Veteran Jakarta Fakultas Teknik dengan Prodi Teknik Bangunan Kapal/Perkapalan pada tahun 1985.
Dalam perjalanan kuliah, Pak Belya menginginkan kehendak lain yakni menjadi seorang guru. Alhasil beliau masuk ke IKIP Jakarta dengan Prodi Pendidikan Fisika tahun 1987 dan lulus tepat waktu 1991.
Pada masa kuliah di IKIP itulah Pak Belya bergabung dengan MAN 4 Jakarta sebagai guru honorer, tepatnya pada tahun 1988. Karirnya sebagi guru menjadi semakin kuat manakala beliau mengikuti tes CPNS di tahun 1990 dan dinyatakan lulus dan resmi ditetapkan sebagai PNS di tahun 1991. Awalnya beliau menjabat sebagai staf tata usaha sampai akhirnya diberikan amanah untuk menjadi guru Fisika. Tugas tersebut beliau leksanakan bersamaan dengan penyelesaian kuliah di IKIP Jakarta. Akhirnya Belya dewasa secara reami menjadi guru dan mengajar Fisika pada tahun 1992-2023.
Beliau mengaku awal mula ketertarikannya di bidang IPA khususnya Fisika tumbuh saat masih duduk di bangku sekolah. Saat masih duduk di tingkat menengah, Belya remaja memang sudah tertarik dengan sesuatu yang berbau IPA. Kesenangan tersebut tentu tidak semata-mata tumbuh begitu saja. Menurut beliau, gaya belajar ataupun feedback yang dilakukan guru pada saat mengajar sangat berarti bagi murid-muridnya. Belya remaja sangat bersyukur dapat dipertemukan sekaligus diajar dengan guru yang memberikan motivasi lebih kepada dirinya. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa Belya muda sangat suka terhadap Fisika sekaligus ingin menjadi seorang guru. Pengalaman positif itu terus terngiang-ngiang dan membekas di benak Pak Belya hingga menjelang masa dewasa.
Tidak hanya sampai di situ, pengalaman tersebut memotivasi pak Belya untuk diterapkan di kelas yang diajarnya. Beliau menjadi gemar berinteraksi dengan para siswa, begitu pun para siswa yang merasa nyaman dan tertarik dengan metode belajar yang Pak Belya gunakan.
Diakuinya, sebagai seorang guru pada umumnya beliau juga menghadapi berbagai problematika ketika mengajar di kelas. Beliau menuturkan bahwa siswa sekarang banyak yang kurang sadar apa tujuan mereka masuk ke tempat belajar. Meskipun demikian hal tersebut menjadi tugas guru selaku pendidik untuk mengarahkan siswa binaannya ke arah yang lebih baik.
Pak Belya adalah tipe orang yang menganut paham bahwa setiap manusia haruslah belajar dengan tuntas. Ketika seseorang telah melangkah untuk menuntut ilmu, maka sudah seharusnya dirinya menerima pelajaran apa pun yang ditemuinya. Hal tersebut beliau buktikan semasa kuliah. Pak Belya muda turut aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa seperti BEM dan Pecinta Alam.
Pak Belya menegaskan bahwa dalam belajar siswa tidak boleh pilah-pilih, hanya mau mempelajari satu hal saja. Siswa harus mau memperluas wawasan, menerima segala ilmu pengetahuan karena semua ilmu itu milik Allah maka kita wajib mempelajarinya. Pak Belya juga berharap bahwa ke depannya MAN 4 Jakarta dapat menjadi wadah anak bangsa yang benar-benar terintegritas dalam segala aspek baik siswa sebagai manusia yang gemar menuntut ilmu maupun para guru yang mendedikasikan jasanya bagi negeri.